ngenet dapet duit disini

Powered By Blogger

Kamis, 28 Mei 2009

INDONESIA SEJATI



Angin Berhempus Menerpa dedaunan
Mengalir dari Pulau Sabang sampai Merauke
Mendendangkan lagu Cinta Tanah Air
Gaung Pertandingan akan segera dimulai
Sudah Siapkah?...

Siapkah Kita untuk Menerima Kekalahan?
Siapakah Kita untuk Menerima Kemenangan ?
Siapkah Saudara – saudara satu bangsa satu bahasa menerima sosok pemimpin idaman
Sosok pemimpin pilihan mereka ?
Atau hanya hangar binger yang akhirnya menjadikan kamuflase ?

Hati.. tengoklah hati mereka yang paling dalam
Keinginan terpendam yang susah disampaikan ?
Hanya berharap ?
Berharap Damailah Negeriku..
Damailah Bangsaku..


Wahai Bapak-bapak Calon Pemimpin..
Wahai Ibu Calon Pemimpin..
Dengarkan Suara Hati kami untuk Kedamaian Negeri ini
Dengarkan Suara sesak kami yang inginkan Kedamaian bangsa ini
Bergandeng tanganlah untuk satu tujuan …”Indonesia”
Biar arwah-arwah pejuang-pejuang kita, selalu senyum di sana
Menanti datangnya “ Indonesia Sejati “

Selamat Bertanding…
Selamat Berjuang…
Bangun Negeri ini…
Bangun Bangsa ini …
Semoga Menjadi Negarawan Sejati



B4m’s
Dipersembahkan untuk “IMAN-Indonesia Mandiri “

Negarawan yang Menjadi Tauladan




Tadi Malam dan hari – hari sebelumnya saya melihat iklan di televisi tentang sosok calon Presiden dengan sloganyanya seorang Negarawan yang baik, saya berpikir mencari arti sosok negarawan seperti apa yang dikatakan baik, apakah baik dalam arti kata sesaat yang di batasi waktu karena ingin maju sebagai calon Presiden maka dengan slogan Negarawan yang baik akan memunculkan citra politik yang baik di mata masyarakat.
Negarawan yang baik adalah sebagai contoh,Publik Figure yang menjadi tauladan baik dalam keluarga,masyarakat sekitarnya, kalau kita bicara tentang saat ini di Negara Kita Indonesia tercinta sosok seorang Negarawan yang benar-benar menjadi Tauladan belum muncul dan belum terlihat meski kita tidak usah menggembar-gemborkan ataupun mempromosikan ini lho Negarawan yang Baik si A, si B tapi biarlah masyarakat yang menilai karena kita tidak bisa menilai diri kita itu baik atau benar.
Negarwan yang baik tidak menjelekan satu sama lain meski saling berkompetisi dalam suatu event pertandingan, baik nantinya kalh maupun menang tetap memperlihatkan sifat “ Legowo “ , yang menang dengan sifat yang bijaksana memberikan support dan arahan bahwa mari kita bersama –sama saling mendukung berbagai kegiatan dan berbagai pembangunan untuk kemajuan Negeri, yang Kalah degan sikap bijaksana dan Iklas menerima kekalahan dan bahu membahu mendukung bagi yang menag, mengoreksi dan memberi arahan masukan untuk kemajuan Negeri ini.
Negarawan yang baik adalah tidak menyimpan rasa dendam karena kekalahannya, saat diundang dalam acara kenegaraan selalu hadir dengan tetap menegakan badan bahwa sikap Kesatria selalu ada dalam dirinya meski telah kalah itulah seorang Negarawan yang baik, bukan dengan perasaan ngambek dan dendam tidak saling menyapa, bagaimana rakyat akan mencotoh dengan sikap itu.Sebagai contoh setiap kali Negara kita memperingati hari Kemerdekaan( Karena saya seorang yang Nasionalis maka saya selalu tidak ketinggalan untuk melihat dan mengikuti Upacara Detik-detik Proklamasi di Istana ) saya melihat bagaimana mantan-mantan Presiden tidak hadir dalam Upacara tersebut meski undangan sudah di berikan, bahkan pernah saya dengar bahwa undangan khusu diberikan langsung akan tetapi hasil yang bisa dilihat seperti anak kecil yang ngambek dan tidak datang dalam Upacara tersebut, dari sini saya bisa menilai bagaimana sikap seorang sosok pemimpin yang dikatakan Negarawan yang baik.
Di akhir coretan saya ini, kami bangsa Indonesia berharap pada sosok pemimpin-pimimpin yang akan berjuang, yang akan berkompetisi agar bisa belajar menjadi Negarawan yang benar-benar baik, menjadi Tauladan untuk 200 juta lebih masyarakat Indonesi, membangun Negeri bersama-sama supaya tercipta Masyarakat Adil Dan Makmur, Mensejahterakan Indonesia.
Selamat Bertanding

Dipersembahkan untuk “IMAN-Indonesia Mandiri “

TERIMA KASIH

Tahun 1995, sekelompok mahasiswa UGM membagikan nasi kotak kepada mahasiswa dan masyarakat. Untuk ukuran menu yang lumayan mewah, peminat nasi kotak hanya perlu membayar Rp 500 plus ucapan terima kasih. Wartawan yang meliput menanyakan tujuan kegiatan ini. “Kegiatan menjual nasi kotak dengan harga ‘Rp 500 + Ucapan terima kasih’
ini dimaksudkan untuk membangkitkan kembali budaya dan keringanan lisan masyarakat kita untuk mengucapkan terima kasih, kami melihat masyarakat semakin kikir dalam mengucapkan terima kasih,” jelas Ketua Penyelenggara.
Di Amerika, ratusan orang harus membayar mahal untuk mengikuti sebuah kursus mengatakan ‘That Great’. Kursus sederhana ini melatih para eksekutif untuk mampu sesering mungkin merespon usulan,pendapat, pernyataan lawan bicara, atau hasil kerja orang lain dengan respon : ‘That Great…’, ‘Very Good..’, atau mengungkapkan kekaguman dengan kalimat ‘ I don’t believe it’.
Senin, 1 Muharam 1430 H. Byurr…suara sesuatu yang masuk ke dalam air terdengar sangat jelas. Spontan orang-orang mengalihkan pandangan ke arah kolam ikan yang berada di tengah-tengah saung yang mengelilinginya. Semua terkejut dan menahan napas, ada juga yang berteriak. Seorang anak perempuan kecil nampak jelas mengapung terlentang di dalam kolam yang jernih itu. Tanpa daya.
Seorang bapak yang sedang menggendong anaknya segera bertindak. Dengan cepat diletakkan anaknya di lantai saung yang terbuat dari kayu,dan dengan cepat menceburkan diri ke dalam kolam ikan sedalam lutut orang dewasa itu. Anak perempuan kecil itu diangkatnya ke pinggir kolam. Tak lama kemudian terlihat si anakmemuntahkan air dan menangis. Selamat.
Tidak terlihat dari arah mana datangnya, Ibu dan Ayah anak perempuan kecil tersebut sudah berada di pinggir kolam. Dengan cepat ia tarik anaknya dari pegangan bapak penolong. Ia angkat dan peluk anak perempuannya sambil memarahi pengelola rumah makan yang tidak memagari kolam ikan di tengah taman itu. Bapak penolong itu pun segera kembali ke saungnya, meneruskan makannya yang tadi tidak jadi dimulai.
Cerita anak kecil tercebur ke kolam ikan tepat pada 1 Muharam 1430 H adalah kejadian sesungguhnya. Ceritanya belum selesai.
Rupanya Bapak penolong itu tidak bisa menghabiskan pesanan makanannya dengan nikmat. Bukan karena celananya yang basah sampai lutut. Ia nampak santai saja dengan kondisi celananya yang basah. Celoteh sang istri dengan ritmenya yang tinggi dan pilihan kata-kata yang pedas membuat makanan sulit melalui tenggorokannya. “Ngapa-in sih papa pake nolongin segala…kan ada orang tuanya, liat tuh celana papa jadi basah gitu…papa sok pahlawan sih !”
Nampaknya ini emang bukan hari baik buat sang Bapak penolong. Celana panjangnya basah karena mencebur ke kolam, tapi ia tidak sempat mendengar ucapan terima kasih dari orang tua si anak perempuan. Mungkin itu tidak terlalu masalah, tapi omelan istri di meja makan pas pada puncak jam makan siang - membuat suasana liburan bersama anak-anaknya ini menjadi kacau,semua makanan menjadi terasa tanpa garam. Bukan pujian dari istri karena telah melakukan perbuatan baik yang ia diterima, tapi omelan - yang lebih pedas dari sambal dadak khas rumah makan ini - yang harus didengarnya. Bapak Penolong diam saja mendengar omelan itu, mungkin ia adalah member tetap ISTI.
Hikmah.
Tuhan memang memiliki kekuasaan yang Maha Luas. Termasuk dalam memberikan hikmah kepada hamba-NYA dengan cara-cara yang IA tentukan. Pertanyaan yang muncul mulai malam 1 Muharam tentang apa hikmah Muharam tahun ini terjawab sudah dengan potongan kejadian kecil itu.
Dua pelajaran penting tentang terima kasih dan menghargai hasil kerja orang lain. Hal mendasar yang sering kita dengar urgensinya tapi sering kita lupakan saat praktek kita berinteraksi.
Nampaknya sindiran ala mahasiswa UGM dan kursus ‘That Great !’ yang dilakukan di USA beberapa tahun lalu makin kontekstual dengan kondisi kekinian, saat dimana interaksi kita semakin jarang mengucapkan terima kasih dan sense kita menghargai kebaikan orang lain semakin menipis.

Ditulis untuk anda yang telah mengucapkan Terima Kasih kepada Negeri Tercinta INDONESIA

Hidup Lebih Hidup Lagi

Banyak buku, situs internet dan pembicara seminar memberikan bermacam saran, rumus dan tehnik yang dapat anda gunakan untuk mengubah hidup anda, meraih hasil yang lebih banyak dan lebih sukses. Sayangnya, kebanyakan dari mereka gagal mempertahankan hasil tersebut dalam jangka panjang.
Lebih dari dua puluh tahun saya terlibat dalam program memotivasi diri sendiri (self-help), baik sebagai peserta, pelatih dan perencana. Saya menemukan ada dua mitos yang menjelaskan mengapa banyak pendekatan yang digunakan untuk “self-help” gagal mempertahankan hasilnya dalam jangka panjang.
MITOS 1
“Anda memiliki kekuatan yang tak terhingga. Anda bisa menciptakan apa saja yang anda inginkan”Sebagian besar sistem “self-help” mengkomunikasikan pesan yang serupa, yaitu “Anda memiliki kekuatan yang tak terbatas dan bisa menciptakan apa saja yang anda inginkan bila anda menggunakan tehnik x.” Kemudian anda ditawari untuk menggunakan tehnik seperti, goal setting, visualisasi, affirmasi, NLP, meditasi, doa, dan lain sebagainya.
Bila anda melihat secara dekat, teori-teori tersebut tidak dapat begitu saja didukung oleh pengalaman hidup sehari-hari, tak peduli seberapa baik hal itu kedengarannya, seberapa banyak orang mengatakannya, atau seberapa dalam anda ingin meyakininya.
Pertama, jika anda benar-benar berusaha mewujudkan secara nyata semua realitas, pikiran, keyakinan dan harapan-harapan anda (bahkan meski hanya satu hal saja yang anda inginkan), anda akan menderita dan hidup anda akan kacau balau, terutama saat anda menyadari betapa sedikit hal yang anda ketahui tentang diri anda sendiri dan orang-orang di sekitar anda, betapa cepat dunia berubah, dan betapa sering kita mengubah pandangan kita tentang banyak hal.
Kedua, bila anda melihat lebih dekat dan mencoba untuk mengikuti serta mengukur secara saintifik (sebagaimana yang pernah saya lakukan), akan tampak jelas bahwa sebagian besar orang yang sukses ternyata sedikit sekali mampu meraih tujuan yang telah mereka canangkan dan menerima sedikit sekali hal-hal yang mereka harapkan dari tehnik-tehnik “self-help” tadi.
Pertanyaannya adalah bila ternyata tehnik-tehnik self-help terbukti gagal, maka mengapa hal itu terjadi?
Dari pengalaman saya temukan bahwa kita biasanya tidak mengetahui secara sadar apa yang membuat kita bahagia. Kita hanya berpikir apa yang kita lakukan. Karena itu, apa yang anda pikir anda inginkan (dari perpektif kesadaran anda yang terbatas) dan apa yang benar-benar anda inginkan seringkali merupakan dua dunia yang terpisah.
Anda datang ke dalam hidup ini untuk mengalami sesuatu yang spesial, untuk memenuhi tujuan hidup yang unik. Dalam diri anda ada sesuatu yang saya anggap sebagai “sutradara” film kehidupan anda, yang telah diberi tugas untuk mengarahkan kehidupan sehari-hari anda agar anda bisa menjalani skenario yang telah ditetapkan serta memastikan bahwa anda akan memenuhi tujuan hidup anda.
Sangat penting untuk dipahami bahwa “sutradara” yang ada dalam diri anda itulah yang menjalankan pertunjukan, bukan kesadaran pikiran anda. Kunci keberhasilan dalam hidup ini adalah menemukan apa tujuan hidup anda, membangun hubungan baik dengan sang “Sutradara” tersebut, serta belajar bagaimana anda bisa menjadi apa yang benar-benar anda inginkan dalam setiap keadaan.
MITOS 2
“Satu pendekatan cocok bagi semua orang”
Sebagian besar pendekatan “self-help” menawarkan sebuah strategi yang dianggap cocok dan berhasil bagi semua orang. Pengalaman saya selama lebih dari dua puluh tahun mengatakan bahwa tidak ada sebuah tehnik “self-help” yang cocok bagi semua orang.
Perbedaan di antara kita teramat besar. Kita datang ke dunia ini membawa tujuan hidup yang berbeda-beda. Agar kita dapat meraih apa yang benar-benar kita inginkan dalam hidup ini, kita harus belajar untuk mengembangkan dan menerapkan berbagai pendekatan, tehnik dan strategi yang dirancang bagi keunikan diri kita.
Kita perlu mempertimbangkan bahwa cara-cara yang ditawarkan oleh mereka yang berhasil dalam meraih sukses mereka hanyalah sebagai sebuah kemungkinan saja untuk menggapai sukses, tak peduli betapa pintar dan suksesnya orang tersebut, betapa baik bukti-bukti yang telah ditunjukkan pada anda, betapa anda percaya atau hormat padanya, atau betapa logis hal tersebut terlihat. Jadikan setiap pendekatan “self-help”, tehnik dan strategi untuk menemukan cara anda sendiri. Lalu, bentuklah, asahlah dan gubahlah. Lakukan eksperiment dengan pikiran terbuka, gunakan apa yang sesuai dengan anda, lalu sisihkan yang lain. Mengapa? Karena jalan yang membawa anda menuju keberhasilan anda adalah unik bagi diri anda sendiri.
Lalu apa yang dapat anda lakukan ketika “self-help” gagal memberikan hasil yang anda inginkan?
1. Berhentilah sejenak. Tenangkan diri anda. Ketahuilah bahwa anda tidak melakukan sesuatu yang salah.
2. Ingatlah bahwa bukan kesdaran pikiran anda yang sedang menjalankan pertunjukan hidup anda. apa yang anda pikir anda inginkan dan apa yang sesungguhnya benar-benar anda inginkan adalah dua dunia yang berbeda.
3. Daripada memaksakan diri mengikuti jalan orang lain, lebih baik anda menemukan jalan anda sendiri. Pahamilah bahwa anda datang kemari untuk membuka jalan anda yang unik menuju keberhasilan diri.
4. Sadarilah bahwa setiap pendekatan “self-help” hanyalah sebuah jalan mungkin menuju sukses anda. Lakukan percobaan dengan pikiran terbuka, gunakan metode yang cocok bagi anda dan lupakan yang lain.
5. Anda boleh terus menginginkan apa yang anda pikir anda inginkan, tetapi mengalirlah bersama apa yang anda rasa paling kuat memotivasi diri anda untuk bertindak.
6. Percayalah bahwa “Sutradara” hidup anda sedang menjaga anda dari balik layar kehidupan anda. Anda akan mendapatkan apa yang anda inginkan atau mungkin lebih baik yang lebih sesuai dengan “diri sejati anda” dan keunikan tujuan hidup anda.

Nyanyian Sang Kakak Buat Adiknya

Seorang ibu muda, Karen namanya, sedang mengandung bayinya yang kedua.
Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael, anaknya yang pertama
yang baru berusia 3 tahun, untuk menerima kehadiran adiknya. Michael senang
sekali. Kerap kali ia menempelkan telinganya di perut ibunya. Dan karena
Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih di
perut ibunya itu.

Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh di luar dugaan,
terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael
dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk
sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen,
"Bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi." Karen dan
suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada
yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya
bila sewaktu-waktu dipanggil Tuhan.

Lain halnya dengan Michael. Sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek
terus! "Mami... aku mau nyanyi buat adik kecil!" Ibunya kurang tanggap.
"Mami... aku pengen nyanyi!!" Karen terlalu larut dalam kesedihan dan
kekuatirannya. "Mami.... aku kepengen nyanyi!!!" Itu berulang kali diminta
Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan
Michael sebagai rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang
bagi anak-anak. Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan
Michael. "Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir
kalinya. Mumpung adiknya masih hidup!" batinnya.

Ia dicegat oleh suster di depan pintu kamar ICU. "Anak kecil dilarang
masuk!" Karen ragu-ragu. "Tapi, suster...." suster tak mau tahu. "Ini
peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk!"

Karen menatap tajam suster itu, lalu berkata, "Suster, sebelum
diizinkan bernyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin
ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya!" Suster terdiam
menatap Michael dan berkata, "Tapi tidak boleh lebih dari lima menit!"

Demikianlah, kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu
dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek
dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya... Lalu dari mulutnya
yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring "You are my
sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey...."

Ajaib! Si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan
sayang dari kakaknya. "You never know, dear, How much I love you. Please
don't take my sunshine away."

Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan
menatapnya dengan tajam dan, "Terus.... terus Michael! Teruskan sayang...,"
bisik ibunya sambil menangis.

"The other night, dear, as I laid sleeping, I dreamt, I held you in
my..." Dan, Sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang.
Pernapasannya lalu menjadi teratur..." I'll always love you and make you
happy, if you will only stay the same..." Sang adik kelihatan begitu tenang,
sangat tenang.

"Lagi sayang..." bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael
terus bernyanyi dan.... adiknya kelihatan semakin tenang, rileks dan
damai... lalu tertidur lelap.

Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak
menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang
baru saja ia saksikan sendiri.

Hari berikutnya, satu hari kemudian, si adik bayi sudah diperbolehkan
pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien
yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah terapi ajaib,
dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai mujizat Kasih Ilahi yang luar
biasa, sungguh amat luar biasa!

Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar
bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun
membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan "How much I love you".
Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil
"Michael" untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang
mustahil bagi-NYA bila IA menghendaki terjadi

Coretan Kakek Tua

Pagi itu Abah, demikian ia biasa dipanggil, memulai harinya dengan tetap menggendong bakul dan memegang gancu panjang. Dua benda itu seolah bukan lagi menjadi bagian hidupnya, tapi telah menjadi bagian dari tubuhnya. Sudah puluhan tahun dua jenis benda ini menemani Abah dan membantu Abah mencari nafkah. Gancu panjang itu bagaikan pedang perang yang selalu siap menghunus lawan-lawannya, bakul terbuat dari rajutan bambu tanpa penutup itu bagaikan pundi-pundi yang siap menampung harta-harta rampasan perang.

Abah adalah seorang pemulung sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Jawa Barat. Bersama dengan ratusan pemulung lainnya mereka memulai hari dan mengakhirinya di situ. Hari terasa begitu pendek dan bersemangat bila truk-truk datang membawa sampah yang bisa dikumpulkan untuk kemudian dijual ke lapak. Hari terasa begitu panjang melelahkan bila truk-truk yang datang hanya membawa sampah-sampah organik yang tidak laku dijual. Dan hari terasa berhenti ketika truk-truk sampah itu tertahan oleh demo warga di luar TPAS karena menolak kehadiran TPAS. Hanya itu variasi hari yang dimiliki. Bagi mereka masa depan adalah hari ini.

Tapi, Abah adalah orang yang luar biasa. Ditengah kerasnya perjuangan hidup, himpitan ekonomi dan fisik yang mulai lemah - ia contohkan kepada kita makna hidup dan kepatuhan ketuhanan yang luar biasa. Dari tangan kecilnya itu, ia kumpulkan kardus-kardus tebal, triplek bekas, terpal, seng,dan kayu-kayu. Ia rangkai material-material sisa tersebut menjadi ‘bangunan’ berukuran 8mx8m lengkap dengan lubang pintu dan jendela. Dengan uangnya yang sangat pas-pasan, Abah masih sisihkan untuk membeli beberapa batang kayu yang tidak bisa ia dapat dari tumpukan sampah. Ia mendirikan sebuah rumah ibadah dari bahan seadanya. Ia membangun Mushola di lingkungan TPAS itu. Dan di atas sepotong tripleks bekas, ia beri nama mushola itu : Mushola At Taqwa.

Sahabat,sesungguhnya Abah tidak hanya mendirikan Mushola. Tapi ia telah mendirikan ke-Taqwa-an. Dialah Extraordinary People.
Kisah manusia yang bisa berbuat baik dengan segala keterbatasannya , juga kita peroleh dari kisah Suster Apung di kepulauan Indonesia Timur. Dengan gaji yang sangat minim,ibu setengah baya ini penuh tulus memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, bahkan harus menempuh perjalanan malam hari dengan perahu getek. Resiko dan keletihan seolah tidak ada dalam kamus Suster Apung. Rasa kepedulian ia tunjukkan juga dengan kesediaan memberikan pelayanan di luar area tugasnya. Extraordinary People.

Atau kisah seorang kakek berkaki satu bertangan satu di Masjidil Haram. Kakek berusia tujuh puluhan tahun ini mengabdikan dirinya tanpa diminta dan meminta balasan apapun dengan cara membagikan gelas-gelas plastik berisi air zam-zam kepada jamaah. Penyangga kaki yang terbuat dari kayu itu terus beradu dengan kerasnya lantai marmer Masjidil Haram. Seretan kakinya yang pelan dan berat tidak menghalanginya untuk terus mengambil dan membagikan air zamzam. Entah berapa puluh kali ia isi dan bagikan gelas-gelas plastik berisi air zamzam itu kepada jemaah yang sesungguhnya tidak tega melihat kondisi fisiknya. Sesungguhnya ia yang lebih pantas dibantu diambilkan air zamzam itu. Extraordinary People.

Abah,Suster Apung dan Kakek Berkaki Satu - memberikan pelajaran berharga kepada kita, bahwa untuk berbuat baik tidaklah harus dalam kondisi berpunya,kuat,dan berpengaruh. Kesusahan,serba kekurangan, tidak memiliki kekuasaan - bukanlah alasan untuk tidak berbuat baik. Ada seribu alasan dan cara untuk berbuat baik. Abah,Suster Apung dan Kakek Berkaki Satu itu memiliki Niat, Motivasi dan Keikhlasan yang luar biasa. Tiga kata umum yang sering kita dengar dan paham betul definisinya.

Pertama Niat dan Motivasi.
Niat, mendasari seseorang melakukan sesuatu, niat mendasari perbuatan dan orientasi kita. Niat yang kuat akan menghasilkan motivasi yang kuat. Motivasi yang kuat akan menggerakkan anggota tubuh untuk bertindak mewujudkan niat itu. No Niat - No Motivation - No Action, itu kira-kira rangkaian keterkaitannya.

Bagaimana orang bisa memiliki motivasi luar biasa ? Kata Maslow, seorang akan termotivasi melakukan sesuatu karena berbagai alasan,mulai yang terendah physiological need sampai self actualization need. Mclleland, menyimpulkan ada tiga sumber motivasi atau alasan seseorang melakukan sesuatu, yakni kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan untuk berafiliasi, dan kebutuhan untuk berprestasi.

Melihat referensi dua teori itu, nampaknya sumber motivasi Abah,Suster Apung dan Kakek Berkaki Satu itu - berada diluar lingkup Maslow dan Mclelland. Mereka memiliki sumber motivasi yang sulit terukur karena luhurnya, yakni keimanan dan mengharapkan ridho NYA. Mereka melakukan itu karena ‘imanan wahtihsaban’ seperti motivasi yang dituntut oleh Puasa Ramadhan. Melakukan sesuatu karena keimanan dan penuh harap (keridhoan). Bukan karena pemenuhan kebutuhan fisik, aktualisasi diri apalagi keinginan dipuji karena prestasinya.

Anis Mata dalam bukunya ‘Mencari Pahlawan Indonesia’ menjelaskan alur dari sumber motivasi yang diajarkan Islam. Motivasi berwal dari Mutsul Ulya’ atau cita-cita yang tertinggi dalam hidup, yang kemudian melahirkan Hamm atau kegundahan akan kurangnya perbuatan baik . Hamm akan membentuk Irodah atau kemauan, dan irodah akan membentuk azam (tekad). Azam sama dengan motivasi. Alur ini lebih pas menggambarkan source of motivation Abah ,Suster Apung dan Kakek Berkaki Satu itu. Sumber motivasi atau Mutsul Ulya’ mereka adalah Imanan Wahtihsaban itu.

Kedua adalah keikhlasan.
Kita sering salah mengartikan keihklasan sebagai mengerjakan sesuatu sekedarnya saja, se-ikhlasnya. Sejatinya keihklasan tidak diartikan seperti itu. Benar memang keikhlasan tidak mengharap balas. Ciri perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas adalah berkualitas. Perbuatan yang dilakukan dengan Ikhlas pasti berkualitas. Kalimat negasinya, kalau output dari perbuatan kita belum berkualitas maka kita perlu menengok ulang level keikhlasan kita.

Niat , Motivasi dan Keikhlasan. Tiga kata hafalan yang belum khatam juga saya pelajari. Saya masih sering salah dalam menentukan source of motivation, keliru memilih sumber motivasi, dan keliru mengartikan keikhlasan. Masih perlu belajar dari banyak contoh tentang praktek bagaimana meng- Imanan Wahtihsaban - kan seluruh perbuatan kita. Wallahualam.

THE WINNING TEAM


Manajemen adalah sebuah aktivitas untuk mengelola sumber daya menuju cita-cita dan tujuan organisasi. Dalam penerapannya dibutuhkan sebuah aktivitas untuk menggerakkan orang-orang yang ada didalamnya menjadi sebuah tim yang bias bersatu, bekerjasama , bertekad bulat untuk mencapai tujuan, melaksanakan peran yang ditugaskan dengan keserasian dan koordinasi yang mulus atau menjadi sebuah tim pemenang. Tim pemenang adalah apabila seluruh anggotanya mau mengorbankan kepentingan pribadi masing-masing demi tujuan bersama, bekerja sama sesuai nilai-nilai yang sudah disepakati.

Ada 6 rangkaian nilai yang bisa di gunakan dalam membangun sebuah tim pemenang (winning team)

1. Dedikasi

Dua bentuk dedikasi dalam kelompok kerja berupa kepatuhan dan komitmen. Kepatuhan terhadap kebijakan operasional, prosedur, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Komitmen pada standar kinerja, sasaran dan tonggak pencapaian. Kepatuhan tanpa komitmen berarti kinerja yang lemah dan komitmen tanpa kepatuhan akan menimbulkan kekacauan. Kepatuhan dan komitmen kalau digabung akan meningkatkan kreativitas dan inisiatif dengan resiko minimum. Perlu dibangun dedikasi yang tinggi agar menjadi tim pemenang.

2. Ikatan saling percaya

Kepatuhan dan komitmen akan bisa terbentuk kalau ada kekuatan ikatan saling percaya antara pimpinan dan anggota. Tindakan para anggota kelompok kerja secara efektif bisa di pacu atau di hambat oleh kepatuhan dan komitmen. Kepatuhan dan komitmen tidak bisa dikatakan tulus apabila ada sedikit keraguan atau keengganan. Tetapi jika terdapat tingkat saling percaya yang tinggi antara pimpinan dan anggota, maka mereka akan tunduk dan menghormati ikatan saling percaya yang ada.

3. Persepsi keadilan

Persepsi adanya ketidak adilan merupakan benih terjadinya perpecahan dan memperlemah ikatan kepercayaan. Bisa kita artikan bahwa prasyarat terbentuknya ikatan kepercayaan adalah adanya penerapan azas keadilan terhadap semua anggota. Untuk mewujudkan itu maka kita harus peka terhadap bagaimana orang lain akan mempersepsikan keputusan kita dan dalam mengambil tindakan kita harus mempertimbangkan kepentingan setiap orang.

4. Kejelasan

Ketidak jelasan terhadap masalah-masalah penting dalam organisasi merupakan sebuah bom waktu yang siap meledak. Kebijakan-kebijakan yang kita ambil harus bisa dipahami oleh semua anggota tanpa menimbulkan salah persepsi atau salah penafsiran. Hal ini dapat di cegah dengan melakukan sebuah diskusi untuk mengetahui penafsiran mereka. Dalam membuat keputusan hendaknya berdasarkan informasi yang benar dan lengkap serta masuk akal.

5. Keterbukaan

Kejelasan tidak akan bisa terwujud tanpa adanya keterbukaan. Keterbukaan merujuk kepada kesediaan untuk berbagi informasi demi kejelasan. Kurangnya kejelasan biasanya terjadi karena kurang keterbukaan, hal ini akan menimbulkan kecurigaan dan ketidak adilan dianggap muncul dan ikatan saling percaya akan melemah. Dengan menahan informasi, memicu orang untuk berimajinasi, berspekulasi dan berimajinasi sehingga muncul sebuah asumsi. Bahayanya, hal ini akan membuat orang sulit membedakan antara kebenaran dan asumsi. Maka keterbukaan sangat perlu di bangun dan di budayakan. Keterbukaan diantara kelompok kerja yang saling percaya satu sama lain.

6. Integritas.

Sumber kekuatan dari nilai-nilai dalam membentuk tim pemenang adalah integritas. Tanpa integritas, maka ketrbukaan mempunyai resiko yang sangat besar, tanpa integritas maka sedikit perbedaan persepsi akan menimbulkan ketidakpercayaan kepada atasan atau anggota yang lain. Integritas dari sang pemimpin sangat diperlukan dalam membangun tim. Integritas dan keberanian adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberanian untuk tetap teguh pada pendirian apapun akibatnya. Keberanian untuk mengakui kesalahan dan minta maaf ketika gagal menjalankan apa yang dijanjikan

KEPEMPIMPINAN BERBASIS KEKUATAN

Siang ini saya mendapat sebuah buku berjudul “Strengths Based Leadership” dari Bung Sadikin, bimbingan saya, mahasiswa program doktor manajemen bisnis IPB. Buku setebal 256 halaman terbitan Gallup Press tahun 2008 itu ditulis oleh Tom Rath dan Barry Conchie, penulis laris. Isi tulisan merupakan hasil studi panjang dalam aspek kepemimpinan yang dilakukan oleh para ilmuwan Gallup. Tidak kurang terhadap sejuta tim kerja dilakukan studi dan kemudian wawancara secara mendalam terhadap lebih dari 20 ribu pemimpin terkenal di dunia. Selain itu wawancara juga dilakukan terhadap sekitar 10 ribu anggota di seluruh dunia untuk menggali alasan mengapa mereka menilai amat penting menjadi pengikut dari pemimpin dalam kehidupannya.
Secara ringkas terdapat tiga temuan penting dari riset yang dilakukan yakni:
(1). Pemimpin yang paling efektif adalah selalu menginvestasikan sisi kekuatan.
Di tempat kerja, ketika kepemimpinan organisasi gagal untuk fokus pada kekuatan individu, kesempatan karyawan untuk berkembang menjadi kecil (9%). Namun ketika kepemimpinan organisasi berfokus pada kekuatan individu maka kesempatan karyawan untuk berkembang menjadi melonjak pesat (73%). Dengan demikian ketika pemimpin semakin fokus dan investasi pada kekuatan individu akan semakin tinggi kesempatan karyawan untuk berkembang.
(2). Pemimpin yang paling efektif dikelilingi orang-orang yang tepat dan memaksimumkannya.Para pemimpin tim kerja yang unggul memiliki kekuatan-kekuatan spesifik dalam melaksanakan, memengaruhi, membangun hubungan, dan berpikir strategis. Juga bagaimana CEO memaksimumkan timnya dan mempelajari elemen-elemen yang membangun keunggulan tim.
(3). Pemimpin yang paling efektif memaksimumkan kebutuhan para anggotanya.Para karyawan mengikuti pemimpinnya karena beberapa alasan. Ada empat kebutuhan dasar karyawan sebagai pengikut yakni kepercayaan, perasaan simpati, stabilitas, dan harapan. Karena itu pemimpin harus mampu memenuhi kebutuhan karyawan semaksimum mungkin.
Kalau kita menginvestasikan sumberdaya finansial dalam dunia bisnis riil atau dalam bentuk tabungan/deposito maka yang diharapkan adalah diperolehnya penghasilan atau nilai tambah. Begitu pula kalau menginvestasikan sumberdaya manusia (SDM) maka yang diharapkan adalah potensi karyawan semakin berkembang. Potensi SDM karyawan yang semakin berkembang maka semakin berkembang pula kinerjanya. Pada gilirannya kinerja perusahaan akan semakin meningkat.
Telaahan terhadap isi buku ini sebenarnya bisa dikembangkan kalau melihat dari sisi keragaman sektor usaha, tipe organisasi, siklus organisasi, dan sisi aliansi bisnis internasional. Selain itu juga akan lebih menarik lagi kalau dihubungkan antara lain dengan keragaman manajemen, tipe dan gaya kepemimpinan; budaya perusahaan; dan etika kerja. Dan semua dianalisis kaitannya dengan bagaimana menginvestasikan kekuatan pemimpin dan individu, memaksimumkan tim kerja, dan memahami mengapa para karyawan mau menjadi pengikut sang pemimpin.

DIANTARA HITAM DAN PUTIH

LANGITKU GELAP, HITAM
TAK NAMPAK WARNA PUTIH DISANA
APAKAH PUTIH ITU SUDAH TIADA ????
APAKAH PUTIH ITU SUDA MEMUDAR ????

LANGIT YANG GELAP
LANGIT YANG HITAM
SUNGUH TIDAK ADA BEDANYA

MATAHARI YANG TERLIHAT HITAM SINARNYA DI SIANG HARI
BULAN YANG TERLIHAT GELAP DIMALAM HARI
HUH !!!! DASAR MANUSIA BERDASI YANG TAK BERPERASAAN
TIDAK PUNYA OTAK, TAPI BISA MENJADI SEORANG PEJABAT

NEGERI YANG SAKIT DENGAN WARGA YANG BERPENYAKIT
ALANGKAH BODOHNYA MEREKA INI
MENGORBANKAN DIRI UNTUK MEMBERI MAKAN BAYI - BAYI YANG BERKUMIS
MENYUAPI MANUSIA - MANUSIA YANG TAK BERNURANI

KOLUSI, KORUPSI BAHKAN NEPOTISME
MENJADI SUATU HAL YANG LUMRAH DAN WAJAR DINEGERI INI
KOLUSI , KORUPSI DAN NEPOTISME
MENJADI SUATU CABANG YANG DI PEREBUTKAN UNTUK MENGHASILKAN SUATU PRESTASI
KEMANA HATI NURANI DAN AKHLAK MEREKA
APAKAH SUDAH HILANG DAN LENYAP????
APAKAH DIGONDOL KUCING DAN DI GORENG????
DASAR !!!! MORAL YANG ADA UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI
DASAR !!!! MORAL YANG ADA SUDAH TERKIKIS DENGAN BESARNYA JUMLAH NOMINAL

DIMANAKAH KISAH INDAH TENTANG NEGERI INI DAHULU
KISAH YANG SERING DI BANGGA - BANGGAKAN
APAKAH HARUS CERITA ITU MUSNAH
SEIRING DENGAN WAKTU DAN SIFAT KETAMAKAN MANUSIA?

Rabu, 27 Mei 2009

Konsep Pembaharuan Kurikulum di Jepang

Seperti halnya di Indonesia, pergantian kurikulum juga terjadi di Jepang, sekalipun tidak dalam frekuensi yang sama. Panduan tentang muatan pembelajaran di sekolah termuat dalam gakusyuushidouyouryo (学習指導要領). Dokumen ini berisikan keterangan lengkap tentang tujuan pembelajaran di sekolah, materi pelajaran, pendidikan moral dan kegiatan khusus terkait dengan sekolah. Gakusyuushidouyouryou dapat dikatakan sebagai standar minimum yang harus dicapai oleh sekolah-sekolah negeri (国立学校)、sekolah publik (公立学校)、dan sekolah swasta (私立学校).

Gakusyuushidouyouryou pertama kali dikeluarkan pada tahun 1947, bertepatan dengan lahirnya UU Pendidikan di Jepang. Selanjutnya berkali-kali mengalami pemabaharuan, yaitu pada tahun 1951, 1956, 1961, 1971, 1980, 1992, 2002, dan yang akan datang adalah 2011. Pembuatan dan penerapannya secara sempurna biasanya memakan waktu 2 tahun setelah diterbitkan, dan biasanya SD dan SMP akan menerapkan duluan daripada SMA. Selain pendidikan dasar dan menengah, pendidikan pra sekolah (TK) juga mempunyai gakusyuushidouyouryou.

Pembaharuan kurikulum di Jepang mengikuti pola 10 tahunan. Tentunya ada hal baru yang dimasukkan dalam setiap kurikulum, mengikuti perubahan sosial dan ekonomi masyarakat Jepang dan dunia. Tetapi sekalipun perubahan selalu terjadi, para pakar pendidikan Jepang mensinyalir adanya kemunduran dalam dunia pendidikan di Jepang.

Kemunduran tersebut di antaranya adalah menurunnya minat bersekolah anak-anak, dekadensi moral dan kedisiplinan yang mulai rapuh, juga prestasi belajar yang menurun yang terbukti dari hasil PISA atau TIMMS, sekalipun beberapa pakar meragukan alat ukur ini sebagai alat yang tepat untuk mengukur kemampuan akademik siswa.

Jadi apa sebenarnya yang harus diubah dalam pembaharuan kurikulum ?

Professor saya yang mendalami tentang hal ini menyampaikan bahwa permasalahannya bukan terletak kepada perubahan isi setiap mata pelajaran (kyouka katei), dan juga bukan pada perubahan metode pengajaran di kelas, tetapi gakusyuushidouyouryou harus memuat perubahan sistem pendidikan di sekolah.

Konsep manajemen kurikulum (curriculum management) pada umumnya adalah mengotak-atik mata pelajaran dalam kurikulum, mengubah dan memperbaiki tujuan dan menambahkan atau mengurangi muatan belajar. Tindakan seperti ini bukannya salah, tetapi bagian terpenting dari sebuah pendidikan adalah bukan pada isinya yang banyak, tetapi pendekatan cara mendidik.

Oleh karena itu Professor saya menggunakan istilah “kyouikukatei“(教 育課程)yang kalau diterjemahkan secara gampang adalah Rencana Pendidikan di Sekolah. Isinya bukan saja mengenai kegiatan intra kurikular tetapi juga ekstra kurikular. Yang dimaksud dengan kegiatan ekstra kurikular bukan saja berupa klub (bukatsudou), tetapi seharusnya dikembangkan berdasarkan rundingan guru, kepala sekolah, orang tua dengan mempertimbangkan kemampuan anak dan kondisi lingkungan/daerah di mana dia berada.

Dengan kata lain, nafas pendidikan yang mesti dibawakan oleh gakusyuushidouyouryou bukanlah perkara yang memaksa guru atau menyengsarakan guru (karena ketidakjelasannya) dalam mengembangkan materi yang dia ajarkan. Akan tetapi gakusyuushidouyouryou harus mengajak komponen sekolah untuk membicarakan bagaimana pendidikan di sekolah seharusnya dikembangkan berdasarkan standar minimal yang ditetapkan pemerintah.

Jika ada seorang guru berhasil mengembangkan materi pelajarannya, mengembangkan metode baru dan selesai dengan cepat menyusun silabus pengajaran, itu bukanlah sebuah kemajuan bagi pendidikan di sekolah. Tetapi yang terpenting adalah menjadikan keberhasilan itu menjadi bukan milik pribadi, tetapi dimiliki oleh semua guru dan aparat sekolah.

Gakusyuushidouyouryou harus diterjemahkan bersama dalam pembicaraan intens antara guru, kepala sekolah dan sesekali melibatkan orang tua. Hasil penggodokannya akan berupa implementasi program pendidikan anak di sekolah.

Dengan landasan berfikir seperti ini, maka pendidikan tidak lagi sekedar merupakan jiplakan apa yang tertera dalam kurikulum, tetapi pendidikan di sekolah merupakan pengembangan standar minimal yang dituliskan di dalam gakusyuushidouyouryou menjadi sebuah kegiatan/program yang berorientasi kesiswaan.

Untuk keperluan tersebut, tidak cukup jika hanya guru yang bergerak, atau kepala sekolah yang menggerakkan. Tetapi perlu kerelaan hati untuk duduk membincangkannya dengan membawakan data akurat tentang siswa, potensi sekolah(guru), orang tua, dan masyarakat (lingkungan)

EKONOMI KERAKYATAN


EKONOMI KERAKYATAN

Kalimat diatas saat ini sangat ngetrend dalam pembicaraan sehari-hari, baik di pasar, di jalan, di angkutan, di mall-mal dan sangat sering di jumpai di topik-topik pembicaraan dan diskusi di Televisi-Televisi di Indonesia, Bahkan sudah merambah ke bisnis komersial berbau iklan Ekonomi Kerakyatan.
Sudahkah kita paham betul arti dan makna Ekonomi Kerakyatan, atau kita hanya ikut-ikutan trend saat ini menjelang Pemilu Presiden dengan memunculkan Jargon Ekonomi Kerakyatan,sedangkan kita tidak tahu benar makna dari sebuah kalimat Ekonomi Kerakyatan.
Saya sekedar mengartikan Ekonomi Kerakyatan dengan kata dan kalimat yang keluar dari hati nurani saya, melihat saat ini kondisi Bangsa Indonesia, Kalau kita Berbicara tentang Bangsa Indonesia adalah sama dengan Rakyat Indonesia yang meliputi berbagai Golongan, berbagai Ras, berbagai Suku, dari ujung Pulau Sabang yang membentang ke Ujung Merauke yang menjadi tolak ukur bagaimana kita memahami, merencanakan dan mengimplementasikan tentan Ekonomi Kerakyatan.
Banyak orang kalau kita pantau saat ini menjadikan hanya sebagian bahkan mungkin hanya sepertiga daerah yang menjadi tolak ukur Ekonomi Kerakyatan, tidak ada pemerataan,bahkan juga rakyat yang mereka maksud bukan bener-bener rakyat yang sangat membutuhkan bantuan dalam kehidupannya melainkan Rakyat yang telah bergelimpangan hartanya dan kehidupannya, apa itu yang kita cari dan maksudkan ?
Atau dalam istilahnya kita bingung dan tidak tahu mengkategorikan kata “ Rakyat “ itu rakyat yang mana, banyak element-element rakyat ada yang berdasi, ada tukang ojek, ada direktur-direktur utama, ada wakil rakyat, ada petani, pemulung dsb…ada juga tempatnya di kawasan/daerah elit, ada di kolong jembatan, nah kita mu pilih yang mana istilah Rakyat.
Apa yang kita banggakan dengan slogan Ekonomi Kerakyatan yang dari awal reformasi kita perjuangkan dan sampai sekarang masih saja kita yang mengklaim juga sebagai rakyat belum sepenuhnya merasakan dampak Ekonomi Kerakyatan, bahkan nantinyapun belom tentu yang saat ini sering manggaungkan slogan Ekonomi Kerakyatan akan berani dan komitmen untuk meratakan, menyeluruhkan ke seluruh penjuru NKRI untuk Ekomomi Kerakyatan.
Ekonomi Kerakyatan bukan untuk segelintir orang-orang di Pusat, Ekonomi Kerakyatan bukan untuk memperkaya diri sendiri, Ekonomii Kerakyatan bukan daerah tertentu saja yang di bangun yang di kembangkan, Ekonomi Kerakyatan bukan hanya membantu saudara, temen dekat, relasi tapi kepada semua lapisan masyarakat Indonesia.
Banyak rakyat menderita karena ikut larut dalam slogan Ekonomi Kerakyatan tapi nantinya hanya gigit jari, apa itu yang kita inginkan, setelah 350 tahun dijajah sampai sekarang bahkan nanti belum tahu kapan waktunya tidak ada kata merdeka bagi rakyat kalau semua mengatasnamakan rakyat tapi hasilnya bukan untuk rakyat dalam hal ini rakyat yang sesungguhnya.
Catatan kehidupan rakyat bisa kita tengok langsung bagaimana saat ini Televisi-televisi menayangkan banyak acara Reality Show yang sebagian menggambarkan kondisi rakyat, Reality Show “Tukar Nasib”, “Bedah Rumah”, “Seandainya aku Jadi”, “Realigi”, “Uang Kaget”,”Bayar Lunas” dsb, semua program Televisi itu menggambarkan sebagian kondisi yang dialami Rakyat Indonesia, Produser Program itu menyadari, melihat kondisi Rakyat saat ini yang masih banyak membutuhkan bantuan dan secara tidak langsung memberikan informasi kepada pemerintah akan kondisi realitas Ekonomi di Negeri tercinta ini “ Indonesia “
Untuk itu yang terpenting saat ini bukan debat kusir, bukan memilih mana yang benar atau mana yang salah,saatnya sekarang mengerti, menyadari kita sebagai bagian dari rakyat tidak jauh-jauh kita melihat, kita lihat sekitar lingkungan kita, tetangga kita, teman kita, saudara-saudara kita kita bersatu membangun Negeri ini agar ekonomi maju rakyat yang sesungguhnya menikmati hasil kekayaan Bumi Nusantara ini dengan senang.
Jangan sampai Negeri yang elok dan permai ini mengalami kehancuran, mari semua kita menghimbau bagi mereka pasangan-pasangan yang akan melanjutkan pertandingan, Bel tanda pertandingan akan dimulai, dengan damai dan satu tujuan untuk memperbaiki Taraf Hidup Rakyat Indoesia yang sesungguhnya dengan menggabungkan ketiga slogan mereka “ LEBIH CEPAT LEBIH BAIK kita meLANJUTKAN program pendahulu kita dengan EKONOMI KERAKYATAN untuk rakyat kita sesungguhnya.MERDEKA

Dipersembahkan untuk “IMAN-Indonesia Mandiri” menjadikan Indonesia menjadi Indonesia Sejati

Khasiat Cabe

Siapa yang tidak tahu cabai? Untuk sebagian orang, cabai merupakan syarat wajib untuk menikmati makanan. Cabai terkenal berkhasiat untuk kesehatan, salah satunya menurunkannya kadar kolesterol.

"Cabai yang pedas telah lama dipakai untuk penyakit batuk, dingin (masuk angin), sinusitis dan bronkitis," kata Irwin Ziment, MD, profesor dari Universitas California, Los Angeles, AS.

Beberapa ahli lain mengatakan, cabai dapat membantu menurunkan kolesterol LDL yang dapat menyebabkan stroke, tekanan darah tinggi. dan penyakit jantung.

"Percobaan pada binatang yang diberi makanan tinggi capsaicin dan rendah lemak jenuh, diketahui dapat membantu mengurangi kolesterol LDL," kata Dr. Mindell.

Di dalam cabai terdapat lapisan tipis yang berhubungan dengan biji dan daging. Menurut para ahli, kebanyakan capsaicin tedapat di lapisan ini.

Makan cabai juga dapat memberi efek mengencerkan darah. Penelitian yang dilakukan Institut Max Planch di Jerman menemukan cabai dapat menghindarkan pembentukan penggumpalan darah. "Juga berperan membantu mencegah penggumpalan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke," lanjutnya.

Beberapa tahun lalu, para dokter menganjurkan agar penderita ulcer (radang usus) tidak mengonsumsi makanan yang berbumbu tajam. Hasil penelitian terbaru malah sebaliknya, yaitu anjuran makan cabai untuk membantu mencegah penyakit menjadi lebih parah.

Capsaicin melindungi lapisan perut dari asam dan alkohol yang merupakan penyebab ulcer, dengan melindungi cairan pencerna. Penelitian yang dilakukan di National Hospital di Singapura menemukan, seseorang yang mengonsumsi banyak cabai bubuk, beresiko paling kecil untuk terkena penyakit radang usus. Secara spekulasi dinyatakan cabai atau capsaicin adalah faktor pelindungnya.

Makin banyak cabai dalam menu, akan menghambat penuaan karena banyak mengandung antioksidan vitamin C dan betakaroten. Antioksidan ini dapat membantu tubuh melawan radikal bebas. Satu buah cabai merah mengandung 3 mg betakaroten.

Menurut hasil penelitian, seseorang yang mengonsumsi makanan yang kaya akan betakaroten beresiko rendah untuk terkena penyakit kanker dan jantung. Namun, banyak orang yang tidak duyan cabai mentah, padahal kandungan vitamin C-nya tinggi. Kandungan vitamin C itu akan berkurang jika cabai dimasak.

Wah sungguh beruntung orang yang suka makan sambal, sudah sedap makannya sehat pula !

Khasiat Temulawak

Ingatkah anda sewaktu masa kecil dahulu? Setiap ada ”mbok Jamu” yang lewat didepan rumah, pastilah segelas Temulawak menjadi langganan tetap untuk diminum. Ternyata Temulawak memiliki khasiat yang luar biasa dalam menjaga kesehatan tubuh kita, terutama fungsi hati. Ada artikel yang cukup menarik, berikut diambil dari http://www.media-indonesia.com/cetak/berita.asp?id=2004061601480012. Artikel ini menceritakan keampuhan Temulawak dalam mengatasi hepatitis.
BASKARA, 12, tiba-tiba mengeluh kesakitan. Perutnya terasa mual-mual, badannya tak bertenaga disertai suhu badan tinggi. Selera makannya pun hilang. Wajahnya mulai memucat dan berwarna kekuning-kuningan. Ketika buang air kecil, warna urinenya menyerupai air teh. Tentu saja, orang tua Baskara merasa khawatir melihat kondisi anaknya.
Waktu itu, salah satu kakaknya, Efi Efifah--seorang dokter yang baru lulus--melihat kondisi adiknya, langsung membawanya ke rumah sakit. Untuk memastikan penyakit yang diderita, Baskara melakukan tes laboratorium. Hasilnya sangat mengejutkan keluarganya, karena SGOT:1200 dan SGPT:1200, padahal normalnya hanya 20-30. Jadi, Baskara positif menderita hepatitis.
Tapi salah seorang teman Efi memberi cara pengobatan tradisional dengan tanaman herbal. Kendati dokter, Efi berupaya untuk mencoba mengobati adiknya dengan herbal. Pengobatan yang disarankan adalah temulawak. Karena caranya mudah dan sederhana, Efi membuatnya sendiri.
Temulawak yang didapat ia parut dan diperas airnya. Selanjutnya diminum. Apa yang terjadi? Tubuh Baskara mengalami perubahan tidak terduga. Hanya selang satu minggu, kadar SGOT-nya merosot tajam 150.
Perubahan yang dialami Baskara memberi semangat bagi Efi untuk memberi lagi ramuan temulawak. Satu minggu kemudian, perubahan fantasis dirasakan siswa sekolah dasar itu. Akhirnya Baskara memiliki SGOT 20 dan SGPT 30. Dan ia pun benar-benar sembuh dari hepatitis.
Pakar naturapatis dr Berti P Tore mengatakan hepatitis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan virus hepatitis. Perkembangbiakan virus itu berada di jaringan hati yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya kerusakan sel-sel hati.
Sementara itu, herbalis Ir Edwina Rahmayanti MBA mengatakan banyak tanaman yang bisa dijadikan obat untuk hepatitis A, B, C hingga G. Tanaman yang paling umum adalah temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Tanaman lain yang bisa digunakan adalah tanaman cakar ayam, senggugu, sangitan, daun sendok, tapak liman, kumis kucing.
Temulawak yang merupakan famili Zingiberaceae mengandung minyak atsiri dan kurkuminoid. Kurkuminoid sendiri terdiri dari dua jenis senyawa, kurkumin dan desmetoksikurkumin. Senyawa terakhir mengandung khasiat menetralkan racun, meningkatkan sekresi empedu, mencegah perlemakan hati dan berfungsi sebagai antioksidan.

Keberhasilan

Kenapa keberhasilan tampak begitu mudah menghampiri orang lain dan tidak pada diri anda? Kenapa orang lain tampak begitu gampang mendapat apapun yang diinginkannya, sedang anda sekalipun merasa sudah berusaha SANGAT keras, bahkan mungkin jungkir balik ke sana kemari namun yang didapat hanya secuil.
Apa benar itu karena takdir? Apa mungkin mereka lebih beruntung dari anda?
Tentang orang-orang yang berhasil, dari pengamatan saya, mereka memiliki beberapa kesamaan:
1. Mencintai yang dilakukan. Orang-orang sukses biasanya berhasil di bidang yang dicintainya. Karena senang dengan yang dilakukannya, mereka akan menjalaninya dengan riang gembira. Tanpa ada paksaan. Itulah kenapa misalnya seorang seperti Ahmadun Yosi Herfanda dan Jonru bisa menjadi penyair dan penulis hebat. Karena mereka mencintai yang dilakukannya.
Lakukan apa yang anda cintai. Makin anda lakukan, makin bersemangat dan nikmat menjalaninya.
2. Berorientasi pada tujuan. Orang-orang sukses selalu berorientasi pada tujuan. Tahu mengapa harus melakukan sesuatu. Dan memfokuskan usahanya untuk mencapai tujuan itu.
Ketahui dimana anda sekarang dan kemana akan melangkah, dan tahu bagaimana cara mencapainya. Selanjutnya just ACTION!
3. Berkumpul di lingkungan orang sukses. Nasihat lama mengatakan kalau ingin harum berkumpullah dengan penjual minyak wangi. Berkumpul di lingkungan yang sesuai, bisa mendorong anda mencapai apa yang anda inginkan.
4. Percaya diri. Orang-orang sukses memiliki kepercayaan diri. Tanpa ragu mereka akan mengatakan kepada orang di sekelilngnya mengenai tujuan-tujuannya. Mereka mengatakan apa saja yang akan mereka lakukan dan hasilkan.
Jangan ragu, percayalah pada diri anda. Anda bisa!
5. Bekerja keras dan cerdas. Sekalipun berbisnis internet yang tiap harinya hanya menghadap komputer, namun jangan dikira kita tak perlu kerja keras dan cerdas. Tanpa bermaksud apa-apa, sekalipun saya bisa saja tak bekerja apapun sepanjang waktu, namun tiap harinya saya tetap mengalokasikan waktu bekerja. Sekalipun ada beberapa karyawan yang membantu, saya tetap ACTION. Saya tak keberatan bangun tengah malam sekalipun untuk mengecek email, blog, dan situs web.
Ya karena saya menyukainya. Saya mencintai apa yang saya lakukan. Saya cinta internet marketing.
Keberhasilan, kesuksesan atau apapun namanya adalah sebuah proses. Proses yang tak datang hanya dengan sekali ucap “simsalabim” maka berubahlah segalanya. Sukses adalah buah dari komitmen dan proses terus menerus untuk mencapai sebuah tujuan. Seperti besi yang ditempa dalam api, sampai akhirnya menjadi pisau atau benda lain yang lebih berguna.
Kesetiaan menjalani proses itulah kuncinya. Meski klise, namun sampai sekarang terus terbukti sangat telak terhadap hasil akhir yang ingin kita capai.
Dalam hidup segala sesuatunya memang tak selalu berjalan sempurna. Namun bukan berarti kita harus terdiam dan menyerah berpangku tangan pada nasib.
Bangkit dan mari ACTION!

TKP

Prinsip-prinsip dalam melaksanakan TKP yang baik meliputi:
(1) keadilan; antara lain adanya perlindungan dan perlakuan sama kepada para pemegang saham minoritas dan juga asing. Kemudian melarang untuk pembagian pihak sendiri dan kecurangan insider trading, dan sistem remunerasi yang adil ;
(2) transparansi; antara lain pengungkapan informasi yang benar dan tepat tentang kondisi perusahaan secara terbuka ke semua pemangku kepentingan agar mereka tahu pasti apa yang telah dan bisa terjadi. Diperlukan sistem audit yang terbuka, sistem informasi manajemen, mengembangkan teknologi informasi, dan pelaporan tahunan perusahaan bermutu yang memuat berbagai informasi yang diperlukan;
(3) akuntabilitas; antara lain ada pengawasan yang efektif terhadap manajemen perusahaan yang merupakan pertanggungjawaban kepada perusahaan dan pemegang saham. Diperlukan keseimbangan kekuasaan antara pemegang saham, komisaris, dan direksi. Ada pelaporan keuangan dengan cara dan waktu yang tepat, pertanggung-jawaban dari komisaris dan direksi, penangan konflik, dan audit efektif.;
(4) tanggung jawab yakni yang mencerminkan adanya kepatuhan perusahaan pada peraturan dan undang-undang yang berlaku, penegakkan etika dan lingkungan bisnis, kedisiplinan, kesadaran dan keterlibatan sosial. Dan;
(5) etika dan budaya kerja; sebagai landasan moral dan nilai-nilai integritas yang mengatur komisaris dan direksi serta pihak karyawan (manajemen dan non-manajemen). Prinsip-prinsip TKP diterjemahkan ke dalam perilaku kerja karyawan perusahaan.

Belajar Tiada Henti

Einstein pernah bilang, orang-orang pintar bisa ‘diciptakan’ melalui mekanisme genius contact, yaitu berinteraksi secara terus-menerus dengan para jenius. Kalau kita mau menjadi pintar sering-seringlah berkumpul dengan orang-orang jenius. Maka kita akan menjadi pintar. Hanya pintar. Tidak sampai menjadi genius seperti mereka.
Genius Contact. Apabila kita tidak terlalu pintar dalam bidang matematika, maka perbanyaklah berinteraksi dengan para jenius matematika. Insyaallah kita akan naik level dari tidak terlalu pintar menjadi pintar. Demikian juga bila kita ingin pintar dalam bidang sastra, musik, fisika, kimia, biologi, manajemen, leadership - maka cari dan berinteraksilah dengan jenius-jenius di bidang itu.
Walisongo, juga mengatakan yang sama dengan Einstein. Ini bisa kita temui di bait syair ‘Tombo Ati’. Salah satu obat hati, kata Walisongo, adalah “Wongkang Sholeh Kumpulono” - berkumpul dengan orang-orang shaleh. Kalau kita ingin memiliki ketentraman hati seperti yang dimiliki oleh orang-orang shaleh, maka sering-seringlah berkumpul dengan mereka. Begitu nasihat Wali Songo.
Tidak semua bisa langsung sependapat dengan konsep penularan ala genius contact ini.
“Wah..berarti kita harus pilih-pilih dong dalam berteman…..”,kata seorang rekan.
“Tergantung orientasi kita..” jelas rekan yang lain, “kalau kita ingin berteman seluas-luasnya maka prinsip jangan pilih-pilih teman itu penting. Tapi tidak salah juga kalau kita berharap menaikkan level kepintaran kita melalui interaksi dengan sahabat-sahabat kita. “
Diskusi sederhana itu ditutup dengan membenarkan nasihat orang tua yang sering kita dengar sejak kita beranjak dewasa : hati-hatilah memilih teman dan lingkungan.
Adalah Cacuk Sudarijanto (CS) salah satu orang pintar yang mengakui keampuhan genius contact ini. Dalam buku ‘Belajar Tiada Henti’ CS menceritakan kecenderungan dirinya untuk berkumpul dengan orang-orang yang ia anggap lebih hebat dari dirinya. Masa kuliah misalnya, ia berusaha bergabung dan ikut kelas-kelas angkatan senior. Dalam menjalankan itu CS sadar betul adanya konsep genius contact ini. Kesadaran ini berlanjut terus sampai ke dunia kerja, CS selalu memprioritaskan pembentukan culture lingkungan yang baik disaat ia memiliki kekuasaan untuk merubah lingkungan. Ia sadar betul lingkungan yang baik merupakan media genius contact bagi anggota lingkungan itu.
“Lingkungan tempat kita bekerja adalah kampus sesungguhnya,” kata CS. Benar. Seorang sahabat yang ketika tamat kuliah nampak biasa-biasa saja, setelah 5 tahun bekerja - kini tampil beda. Cara berpikirnya menjadi runtun,kata-katanya tersusun rapi, dan sense of urgency-nya sangat kuat. Lingkungan perusahaan (culture perusahaan yang baik) telah membentuk dirinya. Dia telah mengalami genius contact dan menyerapnya dengan baik.
Ada juga cerita lain. Seorang sahabat yang dulu dikenal memiliki achievement motivation tinggi, kemampuan belajar, dan wawasan yang selalu update - telah mengalami un-genius contact dari lingkungan barunya. “Easy going dan ikut arus saja Mas”, kata sahabat itu. Ia telah kehilangan personal brand sebagai seorang yang memiliki Achievement motivation dan semangat meng-update diri yang tinggi. Un-Genius Contact.
Apakah selalu lingkungan mempengaruhi kita? Bisakah dibalik menjadi kita yang mempengaruhi lingkungan ? Bisa. Itu adalah proses ‘adu kuat’ antara personal value yang kita miliki dengan culture lingkungan yang sudah lebih dulu terbentuk. Namun, data empirisnya membuktikan sebagian besar adu kuat itu dimenangkan oleh culture lingkungan.
Lantas apakah kita hanya perlu berteman dengan yang baik-baik saja, atau orang-orang hebat saja, atau lingkungan yang baik saja ? Tentu penerjemahannya tidak harfiah seperti itu. Rasanya sangat tidak harmonis dan seimbang kehidupan ini bila hanya diisi pertemanan dengan orang-orang hebat saja. Nabi Muhammad menganjurkan kepada kita untuk memperbanyak bergaul dengan saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Tujuannya agar kita bisa merasakan kesusahan mereka, mempertebal rasa syukur, dan kemudian membantu mereka. Konsepnya juga genius contact : belajar dari kesabaran orang-orang yang memiliki kejeniusan dalam bersabar.
Jadi, bagi sebagian kita yang terpaksa masuk ke dalam lingkungan yang culture-nya kurang baik, ada tiga pilihan : bisa memilih berjuang untuk menebarkan aura baik di lingkungan, atau menyiapkan exit system yang lain, atau menikmati saja keberadaan kita di lingkungan itu -easy going dan ikut arus. Berjuang menebarkan aura kebaikan di lingkungan seyogyanya menjadi pilihan pertama.
Dan, bagi kita yang saat ini berada dalam lingkungan yang memiliki culture yang baik, bersyukurlah. Proses genius contact itu sedang terjadi. Bukalah diri kita untuk menerima proses penularan kepintaran itu. Kerahkan semua daya tangkap indra kita untuk menyerap sinyal-sinyal kebaikan. Pandai-pandailah memisahkan noise dari sinyal karena tidak ada sinyal yang seratus prosen bebas noise. Dan kemudian, bersiaplah menjadi orang pintar baru.
[Prasabri Pesti, Inspirasi dari buku ‘Belajar Tiada Henti']

Facing The Giant

“Facing The Giant”, yang dimaksud di sini bukan judul film atau buku dengan judul yang sama. Facing the giant atau menghadapi raksasa, artinya kita harus berani menghadapi “raksasa” dalam hidup kita. Raksasa itu bisa berupa masalah, rintangan, hambatan, ujian atau apa saja yang “menakutkan”. Teman - teman, percaya tidak, jika apapun masalah kalian yang kalian hadapi saat ini, itu memang masalah terbesar dalam hidup kalian sampai saat ini, betul? Kalau masalah itu bukan masalah terbesar, tentu tidak akan menjadi sebuah masalah, toh kita sudah pernah menghadapi dan tau solusinya, betul?

Raksasa itu terlihat begitu besar, begitu menakutkan, mengerikan, membuat kita down, depresi, bahkan hilang semangat dan kekuatan. Itu bila kita hanya melihat raksasa itu terus menerus tanpa menghadapinya. Dari jauh, dari nampak, masalah itu begitu sukar dihadapi, tidak ada solusi. Sering kali kita ingin lari atau bersembunyi, atau diam di tempat, mengulur waktu, sampai saatnya tiba kita harus menghadapi masalah.

Lari, sembunyi atrau diam bukanlah solusi. Masalah tidak akan hilang, hanya tertunda sementara, bahkan bisa menjadi lebih besar. Raksasa yang tersebut akan berusaha mendominasi dan mengintimidasi kita. Akibatnya, raksasa kian terlihat besar, dan mental kita kian menciut layaknya liliput.

C’monmust facing that giant!! Cobalah hadapi masalah itu, hadapi raksasa itu, dan kita akan menemukan bahwa ternyata raksasa itu tidak sebesar tampaknya. Masalah yang kita hadapi tidak sesukar yang kita pikirkan, percayalah! Walaupun berat, tetapi bila dihadapi, pasti selesai, lalu finish. Tidak ada masalah lagi, lega, tanpa intimidasi, betul?

Mari kita belajar dari kisah Daud yang menghadapi raksasa Filistin, Goliat. Goliat yang begitu besar, kuat, gagah, perkasa mengintimidasi bangsa Israel, bahkan Raja Saul yang konon berperawakan tinggi gagah, dan perkasa. Saul yang mungkin bisa dikatakan lawan seimbang buat raksasa Filistin pun gentar akibat intimidasi dari Goliat. Tapi coba lihat, seorang Daud yang kecil, imut, bahkan dikatakan pipinya kemerah - merahan ( imut banget ya????) berhasil menghadapi intimidasi Goliat. Pertempuran yang berlangsung berminggu - minggu tanpa hasil karena orang Israel hanya diam akibat intimidasi, dan Saul bersembunyi juga karena intimidasi raksasa, bisa diselesaikan Daud dalam waktu yang singkat. Dan semua selesai dengan kemenangan. Goliat yang terlihat sangat mengerikan dan menggentarkan berjuta - juta pasukan Israel, memakai baju perang lengkap, pedang dan tombak tersebut kalah hanya dengan sebuah ketapel dan batu ali - ali Daud. Waw! ternyata raksasa Goliat kalah dengan semudah itu?

Mari, kita hadapi raksasa di hidup kita masing - masing!!!

Forum

[URL=http://idr-clickit.com/register.php/bsoeroso.html][IMG]http://idr-clickit.com/banner1.png[/IMG][/URL]

Demo

Demo
" Salah satu bentuk aspirasi yang disampaikan melalui aksi demo Karyawan ADAM AIR "

" Situasi yang tidak seimbang sehingga masyarakat juga memberikan aspirasi lewat aksi demo "

KOMPAS.com

focusindosukses.com